"Jatah Pahit Gue Hari Ini"
Kadang gue cuma pengen hidup ini nurut aja sama maunya gue. Jalan sesuai script, semua rapi, mulus, tanpa plot twist ngeselin. Tapi realitanya? Lebih sering kayak nonton Timnas kalah di match krusial, padahal dari awal udah ngitungin skenario biar lolos Pildun. Atau kayak buka Twitter niatnya nyari angin segar—scroll fanart, liat update lucu dari Member, nikmatin jepretan keren wotagrapher—eh malah disambut komen sotoy dari netizen yang gak paham apa-apa soal fandom.
Rasanya tuh bukan cuma pengen log out, tapi uninstall hidup sekalian.
Tapi hari ini, gue nemu satu kutipan dari filsuf legendaris, Bertrand Russell, yang bikin gue berhenti sebentar:
"Untuk benar-benar bahagia, kita harus siap menerima kenyataan pahit—dan melakukannya setiap hari. Bukan karena dunia ini kejam, tapi karena hidup memang tidak pernah steril dari hal-hal yang mengecewakan, mengejutkan, atau menyakitkan."
Dalem, men.
Gue dulu mikir, bahagia itu soal hidup yang adem, tenang, gak ada drama. Semua orang ngerti satu sama lain, dan keinginan berjalan sesuai rencana. Tapi makin ke sini, gue makin sadar: ekspektasi itu sering jadi jebakan yang kita gali sendiri, terus kita jatuhin diri kita sendiri ke dalamnya.
Dan kayak yang Russell bilang, bahagia bukan tentang gimana dunia ngasih lo jalan yang ideal, tapi soal gimana kepala lo cukup kuat buat nerima realita. Bahkan yang paling pahit sekalipun.
Dari pertandingan bola yang bikin jantung berantakan. Dari komentar random yang bikin kepala panas. Dari karya yang gue upload dengan bangga, tapi engagement-nya cuma segelintir. Itu semua bukan kegagalan. Itu cuma jatah pahit gue hari itu.
Tapi justru di situ letak pelajarannya.
Russell ngajarin: realita bukan musuh, dia bagian dari proses. Rasa gak nyaman itu bukan bug dalam hidup, tapi latihan daya tahan. Dan makin sering lo berani nerima kenyataan, makin kuat juga fondasi lo buat jalanin apa pun yang datang.
Gue belajar, hidup itu bukan tentang gimana caranya supaya gak pernah kecewa. Tapi gimana caranya tetap bisa nari di atas luka.
Jadi sekarang, tiap kali gue dapet kabar yang nyesek, tim kesayangan kalah, oshi gak masuk senbatsu, fandom gue disenggol netizen +62 yang sok edgy, gue cuma tarik napas, terus bilang pelan:
"Oke, ini jatah pahit gue hari ini."
Sesimpel itu.
Anehnya, kalimat itu cukup buat bikin kepala adem. Karena ternyata, gak semua luka harus buru-buru sembuh. Kadang cukup diajak joget dulu... meski sambil pincang, ya gak apa-apa.
Sumber kutipan: Bertrand Russell (filsuf, matematikawan, peraih Nobel Sastra)
Social Plugin