Ticker

6/recent/ticker-posts

"Jatah Pahit Gue Hari Ini"

 



Gue cuma pengen hidup tuh simple, jalan sesuai ekspektasi. Tapi ya gitu, realita suka nggak seindah rencana.
Kayak kemarin, misalnya, pas Timnas kalah di laga penting, padahal gue udah ngitung semua skenario biar bisa lolos Pildun. Atau pas gue buka Twitter/X, niatnya mau nyari hiburan, liat fanart keren, update lucu dari member, atau foto estetik dari wotagrapher favorit. Eh, yang nongol malah drama sosmed random.

Ya udahlah, log out aja paling aman.

Siang tadi gue ketemu satu kutipan dari Bertrand Russell, filsuf:

“Untuk bener-bener bahagia, kita harus siap nerima kenyataan pahit. Dan itu harus dilakukan tiap hari. Hidup nggak akan pernah bersih dari rasa kecewa atau sakit.”

Dalam juga sih omongan si Om Russell ini.

Dari situ gue kepikiran, ternyata ekspektasi yang terlalu tinggi itu jebakan. Kita sendiri yang bikin, kita sendiri juga yang jatuh. Sering banget kita nganggep bahagia itu harus sesuai bayangan ideal yang kita bikin. Padahal sebenernya, kuncinya ada di kepala kita sendiri; sekuat apa kita nerima realita, termasuk yang pahit-pahitnya.

Mau itu match bola yang bikin naik darah, komen nyinyir yang bikin panas, atau karya yang udah gue bikin capek-capek tapi ujung-ujungnya sepi engagement. Dulu gue ngeliat itu semua kayak kegagalan fatal. Sekarang gue coba ubah cara pandang, anggep aja itu “jatah pahit” buat hari itu.

Soalnya, hidup tuh bukan musuh yang harus dilawan, tapi sparring partner mental. Makin sering dihadapi, makin kuat kita.

Gue pelan-pelan belajar tetep bisa senyum walaupun dapet hasil yang nggak sesuai harapan. Jadi kalau ada hal nyesek, entah klub bola kalah, oshi nggak masuk senbatsu, atau fandom tiba-tiba diserang netizen +62, gue tarik napas terus bilang:

“Oke, ini jatah pahit gue hari ini. Besok lagi.”

Sesimple itu.

(Kutipan diambil dari Bertrand Russell, filsuf & matematikawan, penerima Nobel Sastra.)

© 2025 by Agi Dione | All rights reserved.