Ticker

6/recent/ticker-posts

MEMENANGI HATI FREYA

 


Di tengah keramaian dan semangat yang menyala-nyala, sebuah kompetisi yang tak biasa tengah berlangsung, yakni merebut hati Freya Jayawardhana! Perlombaan ini bukan sekadar tantangan bagi para peserta, melainkan juga ujian bagi keberanian dan ketulusan hati.

Dengan izin dan restu orangtua Freya, kompetisi ini semakin menarik dan penuh semangat. Setiap peserta berjuang keras untuk menjadi yang terbaik, menunjukkan ketangguhan dan dedikasi mereka dalam merebut hati seorang idola.

Gue, sebagai salah satu peserta, merasa terpanggil untuk ikut serta dalam persaingan ini. Meskipun menyadari bahwa perjalanan untuk mendapatkan hati Freya tidaklah mudah, gue tetap bersemangat dan siap menghadapi segala rintangan yang mungkin menghalangi jalur menuju kemenangan.

Lalu, perlombaan dimulai. Semua peserta dilengkapi dengan senjata mekanikal canggih, menambah kesan futuristik pada perlombaan ini. Dengan peralatan yang mereka miliki, peserta siap untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka dalam merebut hati Freya. Suasana arena dipenuhi dengan suara mekanikal yang menggema, menciptakan atmosfer yang begitu tegang dan penuh adrenalin. Selain dilengkapi dengan senjata mekanikal, area lintasan juga dipenuhi dengan berbagai penghalang dan rintangan yang cukup sulit dilalui. Peserta harus menggunakan keterampilan dan kecepatan mereka untuk menghindari rintangan tersebut sambil tetap fokus pada tujuan utama mereka, memenangkan hati Freya.

Rekan gue: "bersiaplah, lo akan gue kalahkan."

Gue: "haha siapa takut, karena gue lah yang akan mendapatkan hati Freya."

Rekan gue: "Anda terlalu percaya diri, kawan."

Gue: "let's see."

Gue kemudian memperhatikan sekitar, mencari strategi terbaik. Suasana arena yang tegang membuat kami semakin bersemangat untuk memberikan yang terbaik.

Ketika situasi semakin sengit dan peserta saling berusaha menjatuhkan satu sama lain, justru hal itu memberikan keuntungan bagi gue. Gue berhasil berlari menuju garis finish dengan relatif mudah.

Namun, peserta lain juga berjuang keras untuk mendahului, tapi pada akhirnya gue berhasil mencapai garis finish pertama meskipun dengan selisih yang tipis dari peserta lain.

Daripada berkelahi, kami semua berunding untuk tidak ada yang menjadi pemenang. Meskipun ini tidak adil dan membuat gue kecewa.

Dari peserta yang tersisa, ada 5 orang yang berhasil mencapai garis finish. Kami memutuskan untuk membiarkan Freya sendiri membuat keputusannya dalam memilih satu di antara kami.

Ibu Freya mengatakan bahwa keputusannya akan diumumkan minggu depan untuk menghindari konflik. Namun, para peserta menolak dan ingin keputusan tersebut diumumkan segera.

Dengan berat hati, Freya akhirnya membuat keputusan bahwa sang pemenang adalah "Agi".

Gue merasa kaget dengan keputusan tersebut. Gue kemudian mendekati Freya, namun peserta lain merasa sinis dan bahkan mengancam gue. Meskipun begitu, gue tidak peduli.

Ibu Freya kemudian mengajak gue masuk ke dalam rumah. Freya benar-benar berada di depan gue.

Meskipun keluarganya berasal dari kalangan atas, mereka terlihat sangat sederhana, sehingga kami hanya duduk di lantai.

Dengan Freya tepat berada di depan gue, gue merasa sangat canggung bahkan untuk sekedar bicara.

"Fre, kamu yakin dengan pilihanmu? Kamu tidak salah memilih, kan? Aku bukan yang terganteng di antara yang lain, lho."

"Ini benaran kok, kamu adalah pilihanku," ucap Freya sambil duduk di samping ibunya.

Freya bercerita panjang lebar kepada gue, namun gue lebih fokus melihat keindahan wajahnya.

© 2025 by Agi Dione | All rights reserved.