Favoritisme Member oleh JOT: Salah Siapa, Sih?
Sebagai fans JKT48, kita udah nggak asing lagi sama keluhan soal pemilihan member buat project JOT, entah itu MV, iklan, variety show, atau media exposure lainnya. Nggak jarang fans nyorot fakta kalau yang dipilih tuh “itu-itu lagi”. Biasanya, yang punya visual menonjol atau dianggap 'cantik' lebih sering muncul. Terus muncul narasi: "Kok yang berbakat nggak dikasih spotlight juga, sih?"
Tapi yuk, coba kita tarik mundur dikit dan lihat dari perspektif yang lebih luas. Emang salah JOT doang?
Faktanya, dari dulu pola dukungan fans juga nggak jauh beda. Yang sering trending, punya followers banyak, dapet dukungan vote gede, ya… lagi-lagi yang visualnya kuat. Dan itu bukan sekadar asumsi, tapi udah bisa diliat dari data engagement tiap member di sosial media, dan penjualan merchandise. Jadi wajar dong kalau JOT sebagai manajemen juga mikir dari sisi demand pasar? Mereka bisnis. Kalau sponsor maunya yang “eye-catching”, ya mereka bakal kasih yang sesuai brief.
Jadi sebenarnya ini bukan cuma tentang favoritisme dari atas, tapi juga cerminan preferensi kita sebagai fans. Kita ikut ngelanggengkan standar itu, tanpa sadar. Ironisnya, kadang kita marah-marah soal keadilan, tapi kalau voting atau ngedukung? Tetep balik ke visual juga.
Bukan berarti kita harus nyalahin diri sendiri, tapi ini jadi bahan refleksi bareng aja. Kalau beneran mau semua member dapet kesempatan yang adil, kita juga harus berani nyoba keluar dari bias visual dan ngasih dukungan ke mereka yang punya potensi, entah itu dari skill, attitude, atau progress yang konsisten.
Karena pada akhirnya, spotlight itu bukan cuma dikasih, tapi juga diperjuangkan, oleh member, dan sama pentingnya: oleh fans.
"Selalu hanya gadis cantik saja yang dipilih menjadi nomor satu..." 🎶
Social Plugin