Ticker

6/recent/ticker-posts

Skuad Timnas Indonesia edisi sakit hati




Jadi, harapan masyarakat Indonesia buat lihat Timnas ngangkat Piala AFF pertama kalinya, lagi-lagi harus dikubur dalam-dalam. Udah tiga kali nih Alfred Riedl pegang Timnas, tapi tetep aja nggak bisa bawa pulang piala. Bayangin, di final leg pertama, Indonesia sukses banget bikin Thailand kaget dengan skor 2-1 di Stadion Pakansari, Bogor. Semua orang udah ngerasa gelar pertama AFF di depan mata. Eh, tapi pas di leg kedua di markas Thailand, mimpi itu langsung kandas setelah Thailand comeback dengan skor 2-0, alhasil kita kalah agregat 3-2. 

Gue pribadi salut banget sama perjuangan Timnas di AFF kemarin. Tapi ya, seharusnya mereka bisa tampil lebih beringas di leg kedua final lawan Thailand, apalagi ini soal harga diri bangsa Indonesia.

Sekarang, para petinggi PSSI, masa sih nggak tahu kalau Indonesia ini negara terbesar di ASEAN dengan jumlah penduduk terbanyak? Aneh banget kalau nggak bisa nemuin pesepakbola jago dari Sabang sampai Merauke. Emang, sih, Timnas kita minim persiapan gara-gara kompetisi domestik baru aja pulih dari pembekuan FIFA. Tapi kalau persiapan matang, bisa juara nggak? Contoh aja Timnas U19 yang persiapan jangka panjang buat Piala Asia U20 di Myanmar 2014. Intinya, bukan cuma soal penampilan atau persiapan timnas, tapi juga kesungguhan PSSI untuk bikin Timnas Indonesia jadi tim yang tangguh.

Misalnya, adain skill training buat pemain muda, tingkatin standar infrastruktur semua lapangan klub sepakbola biar nggak kayak lapangan tarkam, dan kelola liga dengan bener.

Kita patut bersyukur nih, dengan terpilihnya Ketua Umum PSSI yang baru, Mayjen Edy Rahmayadi. Dia punya passion buat majukan sepakbola Indonesia, berani ambil langkah, dan lebih banyak bertindak daripada ngomong. Setelah kegagalan Timnas di AFF 2016, Pak Edy berambisi bikin Timnas yang lebih kuat (skuad edisi sakit hati karena kalah di final).

Datanglah Luis Milla, pelatih asal Spanyol. PSSI punya target tinggi: juara SEA Games 2017 dan berprestasi di Asian Games 2018. Harapannya, di bawah Milla, Timnas bisa main ala sepakbola modern. Kalau Milla sukses bawa Indonesia juara SEA Games, otomatis dia bakal dipertahanin buat Asian Games 2018 di Jakarta. 

Sejauh ini, gue belum lihat seberapa keren permainan Timnas di bawah Milla. Tapi, bentar lagi Timnas bakal diuji lawan Myanmar di friendly match. Harapan gue, permainan Timnas nanti bakal jauh lebih ciamik daripada gaya main Timnas Indonesia selama ini.

Andai Luis Milla bisa bikin Timnas Indonesia jadi tim yang kuat di Asia Tenggara, gue harap PSSI mengabadikan namanya sebagai pelopor gaya permainan modern Timnas, atau bahkan bikin patungnya di depan GBK. Biar sejarah mencatat, inilah orang yang bikin perubahan besar di sepakbola Indonesia.

Kabar baik lainnya, Indra Sjafri balik lagi jadi pelatih Timnas U19. Gue suka gaya Indra yang blusukan nyari talenta muda ke seluruh pelosok negeri dan nerapin gaya permainan atraktif umpan-umpan pendek. Saat seleksi, pesepakbola muda yang belajar di luar negeri bakal dipulangkan dulu buat jadi bagian Timnas yang bakal berlaga di Piala AFF U19. Ini langkah yang belum pernah dilakukan rezim PSSI sebelumnya, dan gue suka gebrakan ini.

Dan jangan lupa, Timnas U16 juga dipegang sama Fakhri Husaini, yang pastinya bawa harapan baru buat generasi muda sepakbola Indonesia.
© 2025 by Agi Dione | All rights reserved.