Langsung ke konten utama

THEATER NO MEGAMI



Siang itu, Dion berencana pergi ke toko buku yang cukup jauh dari lokasinya. Karena sudah lama tidak mengayuh sepeda, ia dengan antusias mengeluarkan sepeda putihnya dari bagasi.

Dion: "Ayo, sepedaku, saatnya kita berpetualang lagi!"

(Sebelum mengayuh sepeda, Dion mengecek keadaan sepedanya.)

Dion: "Hmm, tampaknya ban masih dalam kondisi baik. Semoga perjalanan lancar tanpa kendala."

 

Sesampainya di sana, Dion bergegas memasuki toko. Begitu masuk, terlihat berbagai macam buku di setiap sudut: novel, komik, majalah, dan lainnya. Namun, ada satu hal yang disayangkan, novel yang ia cari tidak ada.
                    
"Wah, novelnya di mana ya..  " ucap Dion dengan heran.
                    
Karena merasa kesulitan untuk menemukannya dion bertanya ke petugas toko. 

Petugas toko: "Maaf ya, Pak. Novel itu memang sedang laris. Kami sudah memesan lagi, tapi butuh beberapa hari untuk restock.

"Dion: "Oh, begitu ya. Tidak apa-apa, saya akan kembali lain waktu. Terima kasih atas informasinya."



Saat hendak pergi dari toko buku, Dion tanpa sengaja melihat seorang pemuda disabilitas menggunakan kursi roda, kesulitan meraih sebuah buku di rak tinggi yang tidak bisa dijangkau. Hati Dion tergerak untuk membantu. Ia mendekati pemuda itu dan bertanya, "Maaf, bisa saya bantu?"

"Kak, bisa tolong ambilkan buku itu?" jawab pemuda itu sambil menunjuk ke arah sebuah buku tebal berwarna biru.

"Yang ini?" kata Dion sambil mengambilkan buku yang dimaksud.

"Terima kasih banyak. Oh ya, nama saya Rico," ucap pemuda itu.

"Dion. Saya pamit ya, Rico," jawab Dion singkat.

Saat Rico menuju kasir, ia merasakan sesuatu mengganjal di roda kursinya. "Apa ini? Sebuah tas? Punya siapa ya? Ada tulisan... Dion..." Rico tersadar bahwa tas ungu yang tergeletak itu milik Dion. Namun, karena menggunakan kursi roda, Rico tidak bisa mengejar Dion.

"Yah, dia pasti mencarinya. Lebih baik saya simpan dulu, nanti kalau ketemu lagi saya kembalikan," pikir Rico.

~~~




Di pagi itu, Steve bersiap-siap pergi jogging di Bundaran UI. Ia sangat antusias karena selain ingin berolahraga, Steve juga ingin bertemu dengan Wranda, adik kelasnya dan tetangga barunya yang baru pindah dari Bandung. Wranda terkenal manis, hampir mirip dengan Eve dari JKT48, sehingga Steve sangat ingin dekat dengannya.

Dengan setelan olahraga lengkap, Steve berangkat sambil mendengarkan lagu Gingham Check dari headset-nya, lirik lagunya sangat cocok dengan perasaannya saat itu.

Ketika tiba di Bundaran UI, Steve melihat banyak orang yang datang untuk berolahraga. Tempat ini memang menjadi favorit untuk berolahraga di pagi hari karena luas dan udaranya sejuk dengan banyak pohon besar.

Setelah memeriksa sekeliling, Steve tidak melihat Wranda. "Hmm, kemana ya Wranda? Ah, mendingan aku lanjut jogging saja," gumam Steve dalam hati.

Saat sedang asyik jogging, Steve melihat seorang pemuda sedang melakukan gerakan unik sambil mengayunkan lightstick di kedua tangannya. Sebagai penggemar budaya Jepang, Steve tahu bahwa itu adalah wotagei. Ia pun menghampiri pemuda itu dan bertanya, 

"Wow, keren. Boleh ajari?"

"Tentu, tapi Lo perlu lightstick untuk melakukan ini. Nih, gue pinjemin punya gue," jawab pemuda itu.

Akhirnya, pemuda itu memutarkan lagu Saikou Kayo di speaker aktifnya untuk kembali melakukan wotagei. Mereka berdua melanjutkan gerakan wotagei sampai salah satu lightstick terpental dan mendarat di mangkuk mie ayam seseorang yang sedang makan.

"Wah, lightsticknya... bagaimana nih..." kata Steve.

"Woy, ulah siapa nih!!!" kata orang yang mangkoknya kemasukan lightstick.

Saking paniknya, Steve dan pemuda itu melarikan diri sampai ke tempat yang mereka anggap aman.


Setelah berlatih keras dan beberapa kali gagal, akhirnya Steve bisa melakukan wotagei meskipun masih terlihat agak kaku.

 "Makasih sudah meluangkan waktunya mengajari wotagei, dan maaf kalau aku udah merepotkan. Kenalin, namaku Steve," ucap Steve sambil mengulurkan tangannya.

"Nama gue Dion," jawab pemuda itu.

"Dari lagu yang diputar, kayaknya kamu penggemar Idol 48 ya, dan kebetulan aku juga nih," komentar steve.

"Iya, gue emang penggemar Idol 48 terutama JKT48," jawab Dion.
"Oh iya karena kita sama-sama penggemar Idol 48. Bagaimana kalau kita ngadain gathering?" ajak Dion. 

Steve setuju dengan ajakan Dion untuk mengadakan gathering di tempat yang sama pada akhir pekan berikutnya.

Saat Steve melanjutkan jogging, ia melihat Wranda sedang duduk sendirian di halte seberang jalan.




"Wah, itu si Wranda. Kali ini aku tidak boleh gagal, pokoknya aku harus bisa kenalan sama dia," gumam Steve dalam hati, penuh tekad.

Meskipun merasa sangat grogi, Steve mencoba untuk tetap menghampirinya. Jantungnya berdebar kencang, sesekali ia menampar pipinya sendiri demi mengalihkan rasa gugupnya itu. *plak*

"Hei"

"Iya? "

"Nama kamu Wranda kan? Aku Steve, kakak kelas kamu. Aku waktu itu jadi panitia MOS kamu loh," ucap Steve, mencoba memulai percakapan.

"Aduh, maaf ya, tapi aku tidak kenal kamu," jawab Wranda dengan sopan, lalu pergi begitu saja.

Setelah mendengar jawaban itu, Steve langsung terdiam. Gadis yang telah lama ia kagumi ternyata tidak mengenalnya. Rasanya seperti kecewa, namun Steve mencoba untuk tidak terlalu mempermasalahkannya.



~~~~




Rico menerima pesan dari komunitas cosplaynya bahwa ia akan menjadi salah satu cosplayer dalam acara Jak Japan Matsuri di Dmall Sudirman, Jakarta Selatan.

"Halo Rico, Ichuji Cosplay Team akan tampil di event Jak Japan Matsuri besok Sabtu. Pastikan kehadiranmu untuk menjadi bagian dari acara ini. Arigatou."

"Wow, akhirnya bisa cosplay lagi setelah sekian lama vakum!" ucap Rico sumringah.


~~


Saat event berlangsung, banyak pengunjung hadir, terutama kaum pemuda penggemar budaya Jepang. Selain pameran cosplay, acara ini juga menampilkan mini stage dengan performance dari Idol Group Lokal seperti Lumina Scarlet, Love Tunes, bahkan JKT48. Ini adalah keberuntungan bagi Rico sebagai penggemar JKT48 karena bisa menyaksikan penampilan grup idola kesayangannya secara cuma-cuma. Mengenakan kostum karakter anime yang menggunakan kursi roda, Rico terlihat sangat mirip dengan karakter aslinya. Beberapa saat kemudian, seorang pemuda memanggilnya untuk meminta foto.

"Hai Rico, boleh minta foto bersama?" kata pemuda itu.

"Oke, mau gaya seperti apa?" jawab Rico.

(Setelah selesai foto)

"Terima kasih."

"Sama-sama... Eh, by the way, bagaimana kamu tahu nama saya? Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?"

"Gue Dion, yang bertemu dengan Lo di toko buku."

"Oh, kamu Dion? Ini ada tas yang saya temukan di toko buku tempo lalu, dan ternyata ada namamu di dalamnya, mungkin ini milikmu."

"Benar, ini tas gue. Terima kasih banyak, Rico."

"Sama-sama. Jadi, hati-hati lain kali, ya. Kebetulan kita bertemu di sini. Kalau tidak, tas itu mungkin sudah menjadi milik saya, haha... Ngomong-ngomong, kostum Denarainbow-mu keren. Jadi, kamu penggemar JKT kah, Dion?"

"Ya, gue datang dari Depok hanya untuk menonton JKT48 di acara ini, meskipun Dena tidak ada sih."

"Oh iya, karena kita sama-sama penggemar JKT dari Depok, gue dan teman gue ingin mengadakan gath di UI, mau ikut?" sambung Dion. 

"Tentu saja! Selama menjalani hobi ngidol, saya tidak punya teman, jadi ini kesempatan bagus."

"Rencananya gathnya di kantin UI hari Minggu jam 8 pagi."

"Oke, akan ku catat."

~~~

**Pada hari Minggu di kantin UI**

"Hai, Dion!" teriak Rico dengan keras sambil melambaikan tangannya dari kejauhan.

"Hai, Ric. Wah, gue pikir Lo ga datang," kata Dion.

"Pasti datang kok, tapi maaf ya kalau saya terlambat, tadi ban kursi roda saya agak sedikit bermasalah."

"Tenang saja, gue juga belum lama di sini. Ini Steve, kenalkan," ucap Rico sambil memperkenalkan Steve.

"Hei, Steve, kacamatamu bagus!"




"Haha, makasih, Ric."

"Btw, di gathering ini rencananya kita akan membahas apa nih?" kata Rico.

"Bagaimana kalau kita bertiga membuat sebuah grup atau fanbase?" Dion mengusulkan.

"Ide bagus, tapi grup ini cocoknya kita namai apa?" kata Steve.

"Nama grupnya... macan ngamuk kayaknya bagus," celetuk Rico.

"Jangan, lebih keren trio tamvan, ga sih, siap menaklukan hati member," ucap Dion dengan bercanda.

"Absurd semua nama grupnya haha. Kalau kita namakan River Team gimana? Ini terinspirasi dari lagu 'River'... seberat apapun rintangan, angin, badai salju, hujan petir, bukanlah menjadi penghalang kita untuk datang ke theater demi mensupport oshi," kata Steve dengan berapi-api sambil tangannya menunjuk ke arah langit seperti Presiden Soekarno saat menproklamasikan kemerdekaan RI.

"Nama grup yang bagus, dan juga gue suka semangatLo . Tapi, apakah ada badai salju di sini?" kata Dion sambil menepuk pundak Steve.

"Eh, dua hari lagi kan ada theater Team J, gimana kalau nanti kita ngelive bareng aja?" kata Dion.

"Nah, saya setuju" seru Rico sambil menyuap batagor ke mulutnya.

"Tolong bawa atribut oshi, biar ngelive kita semakin bermanfaat," ujar Rico lagi.

"Kalo aku sih pengennya sih bawa banner seukuran Monas," kata Steve.

"Seukuran Monas? Nanti penontonnya ketutupan dong," timpal Rico.

"Oh iya, lupa hehe," jawab Steve sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Yaudah, besok kita kumpul di depan Detos untuk berangkat bareng gimana?" usul Dion.

"Setuju!" jawab Steve dan Rico dengan kompak.

"Oke, first gathering kita cukup sampai sini aja, sampai bertemu lagi next meet."


(2 hari kemudian)


"Hai, Steve, Dion, sudah siap berangkat?" kata Rico.

"Yuk lah," jawab Steve.

"Lihat deh apa yang saya bawa," kata Rico sambil menyodorkan isi tasnya.

"Anjir, lightstick delapan biji, potopack dua puluh lembar, DVD enam buah, pin oshi dua belas keping... untuk apa lu bawa sebanyak ini, Ric? Lu mau ngadain pasar malam?" tanya Steve.

"Haha, ya buat WTS lah di theater," jawab Rico.

"Eh, ngerumpi aja kalian, yuklah berangkat," kata Dion yang sudah tidak sabar lagi.




Beberapa waktu kemudian susana theater semakin ramai.

"Eh lihat tuh ada Dena sama sisil baru dateng, hai Denaaaaa...."       
 Teriak Dion sangat keras sampai sebagian pengunjung theater menoleh ke arahnya.

"kasian dikacangin Dena haha.."
Ledek Steve.

"I'm fine bro"
Gumam Dion.

((sesi bingo akan di mulai))                
kata security.

 "Eh nomor bingo kalian berapa, gue ijo bingo 6.."
Kata Rico.

"Gue pun ijo juga, bingonya 2"
Kata steve.

"Gue sih milih tiket biru aja, biar satu blocking sama oshi gue, haha gue yakin bakalan bala lu berdua"
Kata Dion juga.

((Tiket biru Bingo 2))                                      
kata security.

"Tuhkan benar bingo gue langsung disebut.. Duluan bro gue mau duduk cantik di row 1.."
Kata Dion dengan sumringah.

"Puft itu sih cuma beruntung "
Timpal Rico.

~~

**saat di dalam stage**

J!
K!
T!
48!
Oi! Oi! Oi! Oi!
Taiga!
Faiya!
Saiba!
Faiba!
Daiba!
Baiba!
Jya! Jya!

Lagi-lagi Dion kembali meneriaki nama Dena dari bangku penonton.     "Dennnnnaaaaa..."


"Stttsss norak!"                                        
Kata penonton di sebelahnya.

~~~

**Setelah theater selesai, ketika mereka berjalan di lobi fx~

"Bagaimana pendapat kalian soal theater tadi?"
Tanya Dion.

"Lumayan, meski bukan tim fav gue, tapi peformance team J ternyata sangat keren juga" 
Kata Rico.

"Sudah gue bilang kalau team J itu team terbaik bro"      
 Kata Dion.

"Eh Dion, lu kenapa dari tadi teriakin nama Dena Dena Dena terus sih.."

"Sorry sorry gue lagi gesrek soalnya..."
"Kata Dion.


 "Udah-udah kalian berdua jangan pada ribut di sini. mendingan cepet pulang FX nya keburu tutup, emangnya lu mau kekunci di dalem FX.."                        
Kata rico.

~~~

Hari demi hari berlalu, tidak terasa bahwa mereka sudah 3 tahun berteman. Dari yang awalnya hanya teman kenalan sampai saat ini sudah menjadi Sahabat Ngidol. banyak hal yang mereka lalui, perselisihan ataupun pertengkaran tentu ada, namun itu tidak membuat persahabatan mereka runtuh..

"happy 3rd anniversary River Team~~

"Ga kerasa udah 3 tahun kita ngidol bareng ya.." 
Seru Dion.

"Iya ga kepikiran, sampe sekarang JKT48 udah muncul beberapa generasi baru."
Kata Steve.

"Hei Steve, masih inget pas dua tahun lalu? waktu Dion joget ga jelas di depan theater sampe dimarahi security? "
Tanya Rico.

"Haha tentu, kasian banget ya liat mukanya dion sampe kicep"
Kata Steve lagi.

"Iya kicep banget malah, kayak orang mau ngelahirin"
Ledek Rico.

"Wah gibahin gue, itu sih belum seberapa kali, pernah waktu baru kenal Steve, dia minta ajarin wotagei sama gue. Nah LS nya malah terpental sampe masuk ke mangkuk mie ayam orang."
Kata Dion tidak mau kalah.

"Hahaha kocak sekali steve"
Rico tertawa cengengesan.

"Btw Besok ada event HS, kuy ga nih?.."

"Ya kali ga kuy, Gue juga pengen beli tiket HS shania yang banyak nih atau bahkan mau borong sekalian."

"Jangan di borong lah Steve, kasihan nasib fans laen yang pengen HS sama Shania ntar keabisan dong..."

"Oh iya hehe"

"Eh bro emangnya kalian pada kaga lihat kicauan twitter official jeketi, tiket hs osha-oshi kita udah pada sold out semua..."

"Hah, terus gimana dong kita?"

"Selow, gue ada subsidi tiket HS nih 9 biji, masing-masing lu gue sedekahin tiga-tiga ya.. "

"Wah thanks ion, lu emang temen gue yang paling bes op de bes..."

~~~
(Saat di event hs)

Hai Viny~

Hai kak~

Makin cantik aja pakai kostum ini~

Terima kasih~

Oh iya Vin, aku boleh tahu ga?

Mau tau apa?~

Berat badan kamu berapa sih..~

Nggg~

(Stop Waktu hs anda sudah habis) 
*kata staff

~~~

"Eh kalian pada ngobrolin apa di HS tadi."

"gue tadi bilang ke Jinan jika lulus ingin kuliah ambil jurusan apa."                    

Kata Rico.

"Kalau gue sih tadi nanya ke Dena kenapa dia selalu sombong sama gue"

"Haha kasian bngt lu ion, haus banget akan waroan oshi.. Wkwk"

"Kalau lu gimana steve?."

"Gue tadi tanya ke Viny berat badan dia berapa kg."

"Njir pertanyaan lu greget juga Steve."

~~~ 


Siang itu, Dion baru saja pulang dari sekolah, ia melihat ada seorang gadis seperti yang ia kenal baru turun dari sebuah mobil.

"Itu kayak Dena member JKT48, tapi kok ada cowok di sampingnya ngerangkul-rangkul. Apakah itu pacarnya?.. ah mungkin itu orang lain, mana mungkin Dena JKT48.. Bodo ah..."

Dion melihat seseorang mirip dengan Dena tapi dia tidak terlalu yakin karena ia hanya bisa melihat dari kejauhan, di sebrang jalan. Jadi ia kembali melanjutkan perjalanannya. Saat dion tiba dirumahnya, ia mencoba merenungkan kembali gadis yang tadi ia lihat.. 

"Tadi Dena bukan ya, kalau tadi memang Dena, ini adalah bentuk pelanggaran rules."

Pada esok harinya, di hari minggu saat dion sedang asik bermain playstation 3 miliknya tiba-tiba terdengar suara orang yang memanggilnya dari luar rumah.

"Permisi. Dion..."
Ternyata itu Steve dan Rico.

"Hei dion, lupkah kalau hari ini ada pajama drive revival show..."                      
Kata Rico.

"Sorry kayaknya gue skip, kalian berdua aja deh yang nonton."

"Ayolah kawan, kemarin kita udah mati-matian ngevote oshi buat PDRS, dan skrng gue udah beli tiket gold 3 lembar, Iya kali ga kuy.." 
 Kata steve membujuk.

"Serius lu udh beli tiket gold buat kita? Yaudah deh gue ikut..."

"Huhh giliran di bayarin baru semangat, alias pinjem dulu kali ps nya.."




~~~

Ketika pertunjukan pajama Drive revival show selesai, para penonton pun satu persatu keluar dari pintu stage untuk melakukan sesi Hi-touch dengan member.
Kinal (tos), yona (tos), Chikarina (tos), Melody (tos), Viny (tos), Dena (skip), Nabilah (tos), ayana (tos), Dst~

~

"Eh Dion, lu kenapa pas hi-touch ngeskip Dena tadi?"                            
Kata Rico dengan heran.

"Nah ga kayak biasanya dion, padahal kalau liat Dena langsung teriak"                        
susul steve..

"Serius? Ah mungkin gue ga sengaja skip Dena."                                      
 Dion menjawabnya dengan beralasan, padahal faktanya dia memang enggan untuk
hitouch dengan Dena.

~~~

Pada saat perjalanan pulang dari kampusnya, Rico melihat gadis mirip Dena bersama seorang cowok di sebuah restoran, di kaca jendela restoran itu, Rico melihat mereka saling berpegangan tangan..

"Hah itu kayak Dena member JKT48... "

Tanpa lama Rico mengambil smartphone dari sakunya untuk memfoto mereka. 

"Gue harus beritahu Steve dan Dion.." 
kata rico di dalam hati.

~~~

"Eh Steve.. Ric.. lu tau ga, pernah wktu pas pulang sekolah ga sengaja gue ngelihat Dena sama seorang cowok, dan gue yakin itu adalah pacarnya.."  
Kata Dion.

"Apa? Hahaha... itumah cuma mirip doang kali, mana mungkin itu Dena JKT48" 
 Kata Steve cengengesan.

"Iya, gue juga pernah ngeliat cewek mirip Dena pas pulang dari kampus, coba kalian pastikan sendiri ini Dena atau bukan.."      
Rico mengeluarkan smartphonenya.

"Ini di restoran Black and With dekat plaza ."                      
kata Rico lagi. 

"Gue gak nyangka, dena melakukan itu."
 Kata Dion.

"sabar ya ion ini mungkin cobaan buat lu, saran gue mendingan lu oshihen dari Dena."
Ledek Steve.

"steve jangan becandain Dion, Emangnya lu mau dibanting sama dia..."
"Kata rico.

~~~


Di suatu tempat dimana Steve bekerja, yaitu sebuah bar, tanpa sengaja, ia melihat seorang pria yang mirip ada di dalam hpnya Rico. Ada sejumlah orang juga di sana, dan mereka seperti sedang melakukan bisnis, Steve yang berada disana berusaha untuk tidak peduli.

 Pukul 3 pagi kemudian, bar ini tutup. sebagai OB, steve tetap melakukan pekerjaanya, membersihkan. Namun ia terkejut karena tiba-tiba ada sesuatu yang berbunyi di sela sofa, sebuah smartphone dengan notifikasi message masuk yang berisi seperti ini...

"Sam, Sepertinya saya telah berubah pikiran. Jadi, saya terima tawaran dari anda untuk gadis cantik yang anda bilang bernama Dena seharga 40jt, serahkan gadis itu di lokasi yang saya tentukan kemarin. Ingat, jangan sampai ketahuan polisi.. Jika tidak, nyawa gadis itu akan saya ancam pada suatu waktu."

Setelah selesai membaca sms tersebut seketika tangan Steve tiba-tiba bergetar saking paniknya, ia tahu bahwa sms tersebut ada niat untuk melakukan sebuah penculikan, dan yang menjadi korbannya adalah Dena.

Dengan cepat Steve menelpon Dion.

"hallo Di.. di.. di.. Dionnn.... Cepet temuin gue di jembatan plaza sekarang..."

"Halo steve, hah Mau ngapain, gue lagi seru nonton bola nih, ganggu aja.."

"Cepet kesini, kalo engga rumah lu nanti gua bakar nih...." 

"Anjir,, yaudah gue ke sana, awas aja kalo ga penting, ntar lu yang gue supleks.."

~~

**Saat dion sudah di jembatan plaza**

"Hai Steve, ada apa memangnya ngajakin gue ketemuan jam segini..."

"Coba sekarang lu baca sms ini"

**Setelah dion selesai baca sms nya.

Dari mana lu dapat sms ini steve, Ini bukan lelucon kan?.."

"Tadi gue melihat pria yang mirip kayak di foto itu, gue parhatiin ternyata dia jatuhkan hp nya, Lalu ada notifikasi sms seperti ini.."

"Kita harus bergerak cepat steve, gue tahu dimana pria itu bakal menemui Dena."

"Ok lebih baik lu ke tempat itu sekarang juga dan jangan biarkan mereka menculik Dena." 
Karena Dion dan Steve tidak mengetahui secara pasti kapan rencana penculikan itu akan dilancarkan, maka mereka begerak dari sekarang juga. Dion memata-matai Dena di mana tempat waktu Rico memfotonya, yaitu sebuah restoran black and with.
satu hari~ dua hari~ Dion tidak melihat Dena, tetapi begitu di hari ketiga, ia dan steve melihat Dena sedang berjalan menuju ke restoran tersebut. Berselang beberapa saat kemudian, melintaslah sebuah mobil yang mirip waktu dion melihat Dena saat ia pulang dari sekolah waktu itu. dan benar, Dena naik ke mobil tersebut.. Dengan cepat dion menelpon Rico.

"Ric, gue lihat Dena, dia naik ke sebuah mobil, skrng gue sama steve akan membuntuti kemana mobil itu akan pergi. jika ini adalah sebuah penculikan, gue akan beri tahu lu lokasinya nanti" 
Begitu mobil itu pergi, Dion dan steve pun terus membuntutinya dengan sepeda bmx sampai dibawa ke suatu tempat. 


Entah kenapa mobil itu membawa Dena ke sebuah gedung tua yang sudah tak berpenghuni, Lalu ketika mobil itu berhenti, dari kejauhan Dion melihat Dena yang sedang diikat mulut dan kedua tangannya, sesekali terdengar juga suara teriakan minta tolong namun samar dan tidak terlalu jelas. Di sana,  terlihat ada dua orang pria yang membawa Dena, dari sebuah mobil. Dan salah seorangnya merupakan yang bersama dena waktu itu di restoran black n with. selain itu, ada juga seorang pria tua gemuk memakai jas yang sudah menunggu di dalam gedung kosong itu. Terungkaplah sudah lokasi dan tujuan mereka. Dengan sigap Dion menelpon kembali Rico."

"Halo Ric, ternyata lokasinya di dalam gedung yang sudah kosong tepatnya di belakang stasiun Cawang, ini benar sebuah penculikan, cepat lu kesini bersama polisi skrng.."
Saat kedua pria itu akan membawa Dena memasuki ke dalam gedung, Dion berniat untuk menghampirinya namun steve menyarankan agar polisi saja yang menanganinya.

"Steve, lu tunggu disini ya. Gue mau masuk ke gedung itu"
Ujar Dion kepada Steve.

"Jangan ion bahaya, biar polisi aja yang....."
Steve belum selesai bicara, dion sudah berlari memasuki gedung itu...

~~

"Woy, lu mau apain Dena hah, kenapa ikat dia..."

"Wah ternyata ada yang membuntuti kita bos.." eh, mendingan lu pulang skrng, dan gausah ikut campur jika lu ga mau mampus disini."

"Udah ga usah banyak basa basi. lo ga bisa perbuat Dena seperti itu.." Dia itu idol kami.."

"Tapi disini, tidak lagi kan?.."
Kata pacarnya Dena.

"Inget, ada dua hal yang telah lu perbuat. pertama, lu sudah bikin Dena melanggar rules, dan yang kedua, lu telah menculik idol kami. jadi otomatis lu telah berurusan sama gue."

"terus anda ini siapanya Dena hah? bahkan dia saja tidak mengenal anda.. Jadi tidak usah sok jadi pahlawannya"
Kata pacarnya Dena lagi.

"Ah bacottttt!..." Debukkk


Dion memukul rahang pacarnya Dena sampai dia tersungkur.
Lalu pemuda lain membalas pukulannya dion...

Aggghh Duzz

Pecahlah pelipis mata Dion mengeluarkan darah. 
Ketika dion tengah sempoyongan, pemuda tersebut mencoba meraih balok kayu besar di kakinya dan mengayunkan ke kepala Dion. Wuzz.. Srutt...
Dengan sigap Dion berhasil menghindar dan baloknya terlempar... Dion lalu melompat dan melayangkan kepalan tangannya mendarat tepat di wajah pria itu...

Wooshh duggh...

Tetapi lagi-lagi pemuda yang satunya menghantamkan stick bisbol di punggung Dion dengan amat keras.. 

Jedugg...

Jatuh Dion dan memuntahkan darah.
Dion amat kesakitan, dan Seketika ia terlihat sudah tidak berdaya lagi, Kedua pemuda itu lalu terus memukuli Dion dengan stick bisbol tanpa rasa ampun.

Dena yang sedang diikat hanya bisa menangis melihat kejadian tersebut. Dan Dena terkejut ketika melihat pria tua itu tampak mengeluarkan sebuah pistol dari balik jas nya. 

"Maaf nak, sepertinya terpaksa saya harus membunuhmu..."
Pria itu membidik kepala Dion...

dan...

"Jangan bergerak!"
Namun yang terjadi, justru pria tua itu yang kini tertodong balik kepalanya dari belakang oleh steve... 

"sedikit saja kalian bergerak, maka peluru ini akan menembus kepala orang tua ini.. cepat sekarang jatuhkan pistol dan stick bisbol itu!..."

Karena merasa sudah terdesak, kedua pria yang memukuli dion pun menyerah dan menjatuhkan stick bisbolnya. begitupun pria tua itu, ia juga menjatuhkan pistol dari genggaman tangannya. 
Steve lalu menendang pistol dan stick tersebut sampai jatuh kebawah gedung.. 
Bebera saat kemudian, datanglah Rico bersama dengan polisi..

"Angkat tangan!"

Polisi dengan sigap membekuk mereka beserta pacarnya Dena.

"mampus lu gue kerjain, lu pikir ini pistol asli hah? Ini kan korek api.. Haha"

Kata steve bahwa ternyata pistol yang ia todongkan tadi hanya sebuah korek api. 

"Kurang ajar..." 
Ucap salah satu dari mereka.

*menurut keterangan polisi, pria tua ini memang sudah menjadi DPO sejak 6 tahun terakhir. Dia seorang penculik ulung yang mengincar gadis cantik untuk dijadikan seorang psk kaum elit..
Sedangkan pacarnya Dena, dia agen dari pria tua itu. 
Polisi sangat berterima kasih kepada Dion, Steve, dan juga Rico sudah berhasil membongkar kasus tersebut.
Dion yang terlihat masih tergeletak di lantai, dihampiri oleh steve dan Rico.

"Dion, lu baik-baik aja kan?!..."            
Kata Rico.

"Ga terlalu buruk kok.."                          
Dion menjawabnya dengan sedikit bercanda meski dirinya sudah belumuran darah.

"Steve cepat panggil ambulan."          
Kata Rico kepada Steve.

~~~


**Di sebuah rumah sakit**

Tok.. Tok.. Tok.. 

Terdengar suara ketukan pintu dari luar.

"Silahkan Masuk."                                  
Kata steve.

Ternyata yang datang adalah beberapa member JKT48. yakni Shania, Viny, Nabilah, Melody, bahkan Dena. namun hanya Dena dan Melody yang masuk ke dalam. 
"Member Jeketi..?"                                      
Rico sedikit terkejut.

"Kami datang kesini ingin mengucapkan terima kasih banyak sama kalian. Oh iya, bagaimana dengan keadaanya?"                
Ucap Melody.

"Selama 3 minggu ini Dion masih belum juga sadar. kata dokter Dion telah mengalami gegar otak dan beberapa patah tulang cukup parah.."  kata Rico.                     


"bro sadar dong.. ada member nih menjenguk lu..."                     
Rico mencoba untuk membangunkan Dion yang masih terbujur koma. 

"Dion... Ini aku, Dena member Jeketi.  Aku baru ingat kalau kamu adalah fans yang sering hs sama aku.. Meneriaki nama aku disaat perform.. Memberi aku gift.. Dan.. terima kasih banyak juga kamu sudah menolong aku dari penculikan.. Aku benar-benar merasa sangat menyesal atas kelakuan aku sebagai member telah melanggar rules.. Andai saja aku tidak melanggar, mungkin kamu tidak akan seperti ini.."              
Kata Dena sambil menitikan air matanya.

"Makanya hargai fans dong.. kalau ga bisa mematuhi rules, kenapa lo harus juga jadi member?!.."                                        
Ucap Steve dengan nada kesal kepada Dena.

"Kalian ini jadi member kenapa sih.. Kami ini jauh-jauh datang ke theater sampai kehujanan, menysisahkan uang saku buat ngobrol dengan kalian, cuma 10 detik.. dan ternyata member ga menghargai usaha fans. skrng Lihat, sahabat gue sampai jadi seperti ini."    
Ujar steve lagi. 

Kami benar-benar minta maaf, dan mengakui atas kesalan kami."            
kata Melody.

"Sama-sama, Gue ga apa-apa kok..."    
Tiba-tiba Dion terbangun dan berbicara dengan suara pelan.

"Dion lu sadar?.."             
 Terkejut steve, dan rico. 

"Ric.. Steve.. Lightstick gue masih ada kan.."      Ucap dion lagi dengan suara pelan.

"Maa.. Masih kok.. Semua barang-barang lu Masih ada disimpen sama gue"    
Kata steve.

"Kal...Kalau gue udah se..sembuh nanti.. kita ngelive bareng lagi ya..."
 Dion mengatakannya dengan terputus-putus.

"Iya ion.. Sudah pasti kita bertiga bakal ngelive bareng lagi kok... Dan gue janji akan traktir lu teateran sampai 100 show, haha senang gak? gue tahu lu ngebet MVP kan ion?....
Kata steve kembali.

" Makasih steve, tapi sepertinya show kemarin akan menjadi terakhirnya gue mengayunkan lighstick"

"Maksud lu ion? 
Ion bangun ion.. Diooonnn....
 Steve tidak menyadari bahwa sahabatnya sudah tidak bernafas lagi.



THE END~