Langsung ke konten utama

Jangan Jadikan JKT48 Fandom Yang Toxic.


Jangan Jadikan JKT48 Fandom Yang Toxic. 


Awal gue masuk ke dunia fandom JKT48, gue sering banget lihat drama antara fans JKT48 dan fans SNH48 di media sosial. Gue nggak ngerti kenapa bisa ada kebencian antar dua grup ini. Tapi, makin lama gue ada di fandom, gue mulai paham kenapa konflik itu muncul.


Contoh yang gue ingat adalah waktu ada challenge dari AKB48 bernama "AKB48 Group Circle Jam 2023". Di challenge ini, member dari seluruh grup 48 Family diminta buat bikin konten TikTok, dan video yang paling banyak dapet like bakal diundang ke event spesial. Sounds simple, right? Tapi nyatanya, hal ini malah jadi pemicu drama antar fans.

Selama challenge, member dari JKT48, BNK48, AKB48 team TP, dan CGM48 berlomba-lomba bikin konten TikTok yang menarik buat dapetin like sebanyak-banyaknya. Setelah challenge selesai, member dari BNK48 yang menang. Di sinilah drama dimulai. Fans JKT48 yang merasa udah all-out langsung nggak terima dan mulai lempar tuduhan negatif ke BNK48. Padahal, member BNK48 yang menang ini, memang lebih ambisius dan rajin bikin konten dibandingkan member JKT48. Tapi yang namanya dunia maya, apalagi di fandom, masalah kayak gini jarang selesai dengan damai. 

Serangan-serangan ini, tentu aja, nggak diterima sama fans BNK48. Mereka langsung balas menyerang fandom JKT48 dengan kata-kata yang nggak kalah pedas.

Dari sini, mereka lupa kalau challenge ini sebenarnya cuma buat seru-seruan dan dukung member idol masing-masing. Emosi yang nggak terkendali bikin banyak orang fokus buat ngejatuhin fandom lain daripada menikmati konten.

Gue belajar kalau fanatisme bisa jadi hal yang positif kalau diarahin dengan benar, tapi bisa juga berubah jadi alat penyebar kebencian kalau nggak dikontrol. Di dunia fandom, penting buat kita lebih bisa nge-handle emosi dan fokus ke tujuan utama: mendukung idol kita.


Sayangnya, kejadian ini bukan yang pertama dan satu-satunya. Ketika Okada Nana dari AKB48 kena rumor skandal pacaran, fans JKT48 malah ikut-ikutan nyebarin hatespeech. Ironisnya, yang melakuin ini bukan cuma fans biasa, tapi juga para pilar fandom JKT48. Padahal, seharusnya nggak perlu ikut campur dalam urusan internal grup pusat kayak AKB48. Buat yang nggak terlalu ngikutin, Okada Nana ini dikenal punya dedikasi tinggi terhadap grup, jadi sikap fans JKT48 ini bikin gue geleng-geleng kepala.


Nggak cuma itu, pas muncul grup idol baru 48 Family di Kuala Lumpur, Malaysia, bernama KLP48, fans JKT48 lagi-lagi nggak bisa diem. Mereka lebih fokus ngejek dan merendahkan KLP48 daripada ngasih dukungan atau sekadar kasih selamat. Padahal, grup baru kayak KLP48 ini butuh dukungan buat berkembang.  Banyak oknum fans JKT48 malah langsung nyerang dengan berbagai ejekan. Mulai dari ngejek logo dan nama grup yang katanya mirip "Klepon 48," sampai komentar-komentar nggak sopan yang ngehina member KLP48 yang berkulit gelap. Buat mereka, segala sesuatu dari KLP48 ini kayak bahan lelucon, mulai dari penampilan membernya sampai konsep grupnya. Padahal, ini kan idol group baru yang butuh dukungan biar bisa berkembang, bukan dihujat sejak awal.

Yang bikin gue makin nggak habis pikir, ada yang nuduh KLP48 njiplak lirik lagu "Heavy Rotation" milik JKT48. Mereka bilang kalau KLP48 nggak kreatif, cuma ngikutin apa yang udah sukses di JKT48 tanpa bawa inovasi baru. Lirik "Heavy Rotation" sendiri kan memang aslinya dari AKB48, dan JKT48 juga bawain versi adaptasi. Jadi tuduhan ini sebenarnya nggak berdasar sama sekali. Padahal, kalau dipikir-pikir, waktu JKT48 main ke Malaysia, mereka disambut dengan baik dan hangat oleh warga sana. Gue inget, waktu itu banyak fans Malaysia yang excited banget nungguin kedatangan JKT48. Mereka sampai bikin fan project khusus buat nyambut member JKT48 yang tampil di sana.


Engga lupa, beberapa waktu yang lalu, pernah Adhisty Zara, eks JKT48, sempat jadi perbincangan panas di jagat maya gara-gara video syur dengan pasangannya yang viral. Mirisnya, bukannya diam saja, banyak fans JKT48 malah ikut-ikutan 'menubiri' Zara. Akibat dari tindakan ini, fandom JKT48 justru jadi target serangan balik dari netizen. Bukan cuma dari fans Zara yang kecewa, tapi juga dari netizen yang sekadar latah alias fomo yang ikutan nyerang. Serangan balik ini bikin fandom JKT48 jadi makin buruk di mata publik.


Jujur aja, gue sedih lihat situasi kayak gini. Fandom yang harusnya jadi tempat buat saling dukung idol malah jadi ajang buat nyebar kebencian. Gue paham, ada rasa cinta yang besar ke JKT48, tapi nggak berarti kita harus nyerang fandom lain atau bikin keributan yang nggak perlu. Kalau kita mau JKT48 makin berkembang dan dihargai, kita juga harus belajar buat menghargai figur, grup, dan fandom lain. Sebagai fans, seharusnya kita bisa kasih contoh yang baik, bukan malah nambahin masalah.


Jadi, yuk kita sama-sama introspeksi diri. Fandom ini harusnya jadi tempat buat support dan nikmatin karya-karya idol kita, bukan buat nyebar kebencian ke yang lain. Kalau kita bisa bersikap dewasa dan lebih bijak, gue yakin fandom JKT48 bisa jadi lebih solid dan positif.